Salahsatu tenaga kesehatan yang dapat membantu menyongsong Indonesia Sehat 2025 adalah Farmasis/Apoteker. Pelayanan kefarmasian dapat membantu mewujudkan kesehatan bermutu. 9 Stars Of Pharmacist adalah istilah yang dikemukakan World Health Organization (WHO),untuk menggambarkan peran seorang farmasis dalam pelayanan Alkohol merupakan salah satu jenis senyawa organik yang paling umum ditemukan, lantaran mengandung atom karbon C, sifat oksigen O, dan hidrogen H. Sifat-sifat alkohol kerpakali dipergunakan sebagai pemanis dan pembuatan parfum. Proses dilakukan melalui perantara yang berharga dalam sintesis senyawa lain, dan di antara bahan kimia organik yang paling banyak diproduksi di industri. Setidaknya ada dua contoh alkohol paling terkenal adalah etanol dan metanol atau metil alkohol. Penggunaan etanol misalnya pada perlengkapan mandi, obat-obatan, bahan bakar, dan untuk mensterilkan peralatan rumah sakit. Eter anestesi juga dibuat dari etanol. Metanol digunakan sebagai pelarut, sebagai bahan baku pembuatan formaldehida dan resin khusus, bahan bakar khusus, antibeku, dan pembersih logam. Alkohol dapat terbentuk saat ragi memfermentasi memecah tanpa oksigen gula dalam makanan yang berbeda. Misalnya, wine dibuat dari gula pada anggur, bir dari gula pada malt barley sejenis biji-bijian, vodka dari gula pada kentang, bit atau tanaman lainnya. Alkohol digolongkan sebagai obat hipnotis sedatif’, yang berarti itu bekerja untuk menekan sistem saraf pusat pada dosis tinggi. Pada dosis yang lebih rendah, alkohol dapat bertindak sebagai stimulan, memicu perasaan euforia dan banyak bicara, tetapi minum terlalu banyak alkohol pada satu sesi dapat menyebabkan kantuk, depresi pernapasan di mana pernapasan menjadi lambat, dangkal atau berhenti sama sekali, koma atau bahkan kematian. Penyulingan alkohol kemungkinan berasal dari peradaban lembah Indus sejak 2000 SM. Orang-orang India menggunakan minuman beralkohol yang disebut Sura yang terbuat dari beras fermentasi, jelai, gula merah, dan bunga pohon madhyaka. Distilasi alkohol dikenal oleh ahli kimia Islam sejak abad kedelapan. Ahli penerapan ilmu kimia Arab, al-Kindi, dengan jelas menggambarkan arti destilasi anggur dalam risalah berjudul “The Book of the chemistry of Perfume and Distillations“. Kata “alkohol” berasal dari bahasa Arab kohl, yang mengacu pada bubuk powder yang digunakan sebagai eyeliner. Alkohol pada awalnya digunakan untuk bubuk sangat halus yang dihasilkan oleh sublimasi stibnite mineral alami untuk membentuk antimon trisulfide Sb2S3. Itu dianggap esensi atau “roh” dari mineral ini. Itu digunakan sebagai antiseptik, eyeliner, dan kosmetik. Arti alkohol diperluas ke zat suling secara umum, dan kemudian dipersempit menjadi etanol, ketika “roh” adalah sinonim untuk minuman keras. Istilah etanol ditemukan pada tahun 1892, menggabungkan kata etana dengan akhiran “-ol” dari “alkohol” Pengertian Alkohol Alkohol adalah salah satu golongan dalam tata nama senyawa organik yang dikarakterisasi oleh satu atau lebih gugus hidroksil -OH yang terikat pada atom karbon dari gugus alkil rantai hidrokarbon. Alkohol bisa dianggap sebagai derivasi atau turunan organik air H2O di mana salah satu atom hidrogen telah digantikan oleh gugus alkil, yang biasanya diwakili oleh R dalam struktur organik. Misalnya, dalam etanol atau etil alkohol gugus alkilnya adalah gugus etil, -CH2CH3. Pengertian Alkohol Menurut Para Ahli Adapun definisi alkohol menurut para ahli, antara lain Merriam-Webster, Alkohol adalah etanol terutama bila dianggap sebagai zat yang memabukkan dalam minuman yang difermentasi dan disuling;. Oleh karena itulah minuman seperti wiski atau bir yang mengandung etanol, sehingga campuran etanol dan air yang biasanya 95 persen etanol. Oxford Lexico, Pengertian alkohol adalah cairan mudah terbakar yang tidak berwarna dan mudah menguap yang dihasilkan oleh fermentasi alami gula dan merupakan unsur yang memabukkan dari anggur, bir, minuman beralkohol, dan minuman lainnya, serta digunakan pula sebagai pelarut industri dan bahan bakar. Sifat Alkohol Sifat fisik alkohol, diantaranya yaitu Titik Didih Alkohol Alkohol umumnya memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan hidrokarbon lain yang memiliki massa molekul yang sama. Hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen antarmolekul antara gugus hidroksil molekul alkohol. Secara umum, titik didih alkohol meningkat dengan bertambahnya jumlah atom karbon pada rantai karbon alifatik. Di sisi lain, titik didih menurun dengan peningkatan percabangan pada rantai karbon alifatik, gaya Van der Waals berkurang dengan penurunan luas permukaan. Jadi alkohol primer memiliki titik didih yang lebih tinggi. Kelarutan Alkohol Kelarutan alkohol dalam air diatur oleh gugus hidroksil yang ada. Gugus hidroksil dalam alkohol terlibat dalam pembentukan ikatan hidrogen antarmolekul. Jadi, ikatan hidrogen terbentuk antara molekul air dan alkohol yang membuat alkohol larut dalam air. Namun, gugus alkil yang terikat pada gugus hidroksil bersifat hidrofobik. Jadi, kelarutan alkohol menurun dengan bertambahnya ukuran gugus alkil. Keasaman Alkohol Alkohol dapat bereaksi dengan logam aktif seperti natrium, kalium, dan lain-lain dalam membentuk alkoksida yang sesuai. Reaksi alkohol ini menunjukkan sifat asamnya. Sifat asam alkohol disebabkan polaritas ikatan -OH. Keasaman alkohol menurun ketika gugus pendonor elektron terikat pada gugus hidroksil karena hal itu meningkatkan kerapatan elektron pada atom oksigen. Jadi, alkohol primer umumnya lebih asam daripada alkohol sekunder dan tersier. Karena adanya elektron yang tidak terbagi pada atom oksigen, alkohol juga bertindak sebagai basa Bronsted. Arti sifat kimiawi alkohol bisa dilihat dari reaksi kimianya. Alkohol menunjukkan reaksi kimia spontan yang sangat luas karena pemutusan ikatan C-O dan ikatan O-H. Beberapa reaksi kimia yang menonjol dari alkohol adalah Oksidasi Alkohol Alkohol mengalami oksidasi dengan adanya agen pengoksidasi untuk menghasilkan aldehida dan keton yang setelah oksidasi lebih lanjut menghasilkan asam karboksilat. Dehidrasi Alkohol Setelah perlakuan dengan asam protat, alkohol mengalami dehidrasi pengangkatan molekul air untuk membentuk alkena. Jenis Alkohol Ada tiga jenis utama alkohol isopropil, metil, dan etil. Semua beracun, dan hanya etil, atau biji-bijian, alkohol yang dapat dikonsumsi oleh manusia, tetapi yang lain digunakan sebagai agen sterilisasi, atau sebagai bahan bakar. Berikut penjelasannya Alkohol Isopropil Alkohol isopropil juga disebut isopropanol atau 2-propanol atau alkohol gosok, digunakan di kalangan dokter, yang menggosok/menyapu zat beracun di atas permukaan, alat dan tubuh manusia untuk mendinginkan dan mendisinfeksi sifatnya. Diproduksi dengan menggabungkan air dan propilena, alkohol gosok bekerja dengan baik untuk sterilisasi. Laju penguapannya yang tinggi menjadikannya pilihan umum untuk membersihkan elektronik, meskipun juga ditemukan dalam produk pembersih sehari-hari. Alkohol isopropil juga ditemukan dalam kosmetik, termasuk losion. Rumus kimia untuk alkohol jenis ini adalah C3H8O. Metil Alkohol Metil alkohol, juga disebut metanol dan alkohol kayu, terutama digunakan sebagai pelarut industri. Misalnya, penghapus cat dan pengembang mesin fotokopi memanfaatkannya. Orang dengan pengalaman dan pengetahuan juga menggunakan metil alkohol untuk membuat jenis bahan kimia lain. Bentuk formaldehida sebagai produk sampingan dari metanol yang mendegradasi. Sehingga beberapa industri menggunakan produk sampingan ini untuk membuat segala sesuatu mulai dari plastik hingga bahan peledak. Ini juga berfungsi untuk mengisi bahan bakar mesin pembakaran internal dan menjaga bahan bakar lain agar tidak beku berkat titik bekunya yang tinggi, yaitu -143,68 derajat Fahrenheit. Etil alkohol Orang mengonsumsi etil alkohol, terkadang disebut alkohol biji-bijian, dalam minuman. Etil alkohol dikenal karena kemampuannya mengubah suasana hati dan perilaku. Pembuat bir dan penyuling biasanya membuatnya dari biji-bijian atau potongan tumbuhan lain dengan kandungan gula tinggi. Hati biasanya mampu menyaring etil alkohol dari tubuh manusia, tetapi etil alkohol tetap beracun bila dikonsumsi lebih cepat daripada yang dapat dimetabolisme hati. Seperti metil alkohol, etil alkohol juga digunakan sebagai pelarut industri dan aditif bahan bakar. Kandungan Alkohol Alkohol adalah molekul organik yang tersusun dari atom karbon C, oksigen O, dan hidrogen H. Ketika mengandung 2 atom karbon, alkohol disebut etanol juga dikenal sebagai etil alkohol. Etanol adalah bentuk alkohol yang terkandung dalam minuman termasuk bir, anggur, dan minuman keras. Komposisi kimiawi etanol dapat direpresentasikan sebagai 1 rumus molekul atau sebagai 2 rumus struktur. Rumus molekul etanol adalah C2H6O, yang menunjukkan bahwa etanol mengandung dua karbon dan satu oksigen. Namun, rumus struktur etanol, C2H5OH, memberikan sedikit lebih banyak detail, dan menunjukkan bahwa terdapat gugus hidroksil -OH pada ujung rantai 2-karbon. Gugus -OH merupakan karakteristik dari semua alkohol. Fungsi Alkohol Etanol biasanya dikonsumsi sebagai zat rekreasi recreational substance melalui mulut dalam bentuk minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan minuman beralkohol karena efek psikoaktifnya. Jumlah etanol dalam tubuh biasanya diukur dengan kandungan alkohol dalam darah atau Blood Alcohol Content BAC; berat etanol per satuan volume darah. Dosis kecil etanol, secara umum, seperti stimulan dan menghasilkan euforia dan relaksasi; orang yang mengalami gejala ini cenderung menjadi banyak bicara dan kurang terkontrol, dan mungkin menunjukkan penilaian yang buruk. Pada dosis yang lebih tinggi BAC>1g/L, etanol bertindak sebagai depresan sistem saraf pusat. Pada dosis yang semakin tinggi, menyebabkan gangguan fungsi sensorik dan motorik, kognisi yang lambat, pingsan, ketidaksadaran, dan kemungkinan kematian. Etanol adalah sumber energi dan etanol murni menyediakan 7 kalori per gram. Untuk minuman keras suling, porsi standar di Amerika Serikat adalah 44 ml 1,5 US fl oz, yang pada etanol 40% 80 bukti, akan menjadi 14 gram dan 98 kalori. Anggur dan bir mengandung kisaran jumlah etanol yang serupa untuk porsi masing-masing 150 ml 5 US fl oz dan 350 ml 12 US fl oz, tetapi minuman ini juga mengandung energi makanan non-etanol. Satu porsi anggur 150 ml mengandung 100 hingga 130 kalori. Satu porsi bir 350 ml mengandung 95 hingga 200 kalori. Minuman beralkohol dianggap makanan kalori kosong karena selain energi makanan, minuman tersebut tidak menyumbang nutrisi penting. Contoh Kegunaan Alkohol Adapun untuk contoh kegunaan dalam pemanfaatan alkohol, diantaranya yaitu Membuat minuman beralkohol– Kata “alkohol” dalam minuman beralkohol mengacu pada etanol CH3CH2OH. Alkohol bermetilasi industri– Etanol biasanya dijual sebagai alkohol termetilasi industri, yaitu etanol dengan sedikit metanol dan mungkin ditambahkan beberapa warna. Karena metanol beracun, minuman beralkohol industri tidak layak untuk diminum. Penggunaan etanol sebagai bahan bakar – Etanol terbakar untuk menghasilkan karbon dioksida dan air, seperti yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini, dan dapat digunakan sebagai bahan bakar sendiri atau dalam campuran dengan bensin bensin. CH3CH2OH + 3O2→ 2CO2 + 3H2O. “Gasohol” adalah campuran bensin / etanol yang mengandung sekitar 10-20% etanol. Karena etanol dapat diproduksi dengan fermentasi, ini adalah metode yang berguna bagi negara-negara tanpa industri minyak untuk mengurangi jumlah impor bensin. Etanol sebagai pelarut– Etanol banyak digunakan sebagai pelarut. Etanol relatif aman dan bisa digunakan untuk melarutkan banyak senyawa organik yang tidak terlarut dalam air. Ini digunakan, misalnya, dalam banyak parfum dan kosmetik. Penggunaan metanol sebagai bahan bakar– Metanol juga terbakar untuk membentuk karbon dioksida dan air, dengan reaksi kimia seperti yang ditunjukkan 2CH3OH + 3O2 → 2CO2 + 4H2O 2. Penjelasan ini dapat digunakan sebagai aditif bensin untuk meningkatkan pembakaran, dan penggunaannya sebagai bahan bakar sendiri sedang diselidiki. Metanol sebagai bahan baku industri-Metanol biasanya digunakan untuk membuat senyawa lain, misalnya, asam etanoat, metanal formaldehida, dan metil ester dari berbagai asam. Dalam banyak kasus, ini kemudian diubah menjadi produk lebih lanjut. Itulah saja artikel lengkap yang bisa kami kemukakan pada semua kalangan berkenaan dengan pengertian alkohol menurut para ahli, sifat, macam, kandungan, fungsi, dan contoh kegunannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi edukasi. Contohnyaadalah rekayasa genetik pada bunga matahari yang merugikan kupu-kupu dalam proses penyerbukan. · Untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekundernya manusia mengeksploitasi alam berlebihan yang akan berdampak pada kondisi air, tanah,dan udara. Berikut ini Dampak Positive teknologi dan bioteknologi yaitu, Majalah Farmasetika – Obat adalah sedian yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit agar kulitas hidup seseorang yang sakit kembali baik. Salah satu bentuk sediaan obat adalah likuid cair. Dalam formulasi atau pembuatan sediaan diperlukan dua komponen yaitu zat aktif atau obat itu sendiri dan eksipien yaitu zat yang ditambahkan agar sediaan yang dihasilkan bisa stabil dan berkuliatas seperti yang diinginkan. Salah satu eksipien sediaan likuid yang penting adalah alkohol yang memiliki berbagai manfaat. Alkohol adalah salah satu senyawa kimia organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon,atau yang terikat pada atom hidrogen maupun atom karbon lain. Beberapa manfaat alcohol dalam sediaan liquid antara lain sebagai pelarut, co solven, pemanis, pengawet, wetting agent, dan lain sebagainya. Kehalalan alkohol pada sediaan obat di masyarakat dipertanyakan karena dalam islam alkohol itu dilarang, lalu dijelaskan dalam fatwa MUI tahun 2018 Pentingnya obat dalam kehidupan Obat merupakan salah satu hal yang sangat penting di kehidupan kita. Karena terkadang selama kita hidup kita mengalami hal yang tidak menyenangkan yang disebut sakit . sakit sendiri didefinisikan sebagai kedaan dimana seseorang mengalami ketidaknyamanan karena kesehatannnya terganggu. Menurut WHO sendiri sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam keadaan, bisa suatu kelainan, kejadian yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh manusia, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan dari anggota tubuhnya. Sakit erat kaitannya dengan dengan kualitas hidup seseorang, biasanya seseorang yang sedang mengalami sakit akan mengalami penurunana kualitas hidupnya. Kualitas hidup menurun diakibatkan karena adanya ketergangguan aktifitasnya sehari – harinya . Maka dari itu seseorang yang menderita sakit harus bisa menghilangkan penyakitnya agar kuliatas hidupnya dapat baik kembali. Salah satu upaya yang dilakukan oleh orang yang sedang sakit adalah meminum obat . Obat adalah sedian yang yang memiliki efek farmakolgis yang ditujukan untuk meperbaiki keadaan tubuh yang mengalami abnormalitas. Obat mengembalikan fungsi tubuh Obat diharapkan dapat membuat tubuh agar fungsinya kembali normal. Obat memeliki berbagai varian bentuk , ada yang cair , padat , dan semi padat. Obat obat yang termasuk sedian cair dintaranya adalah sirup , tingtur, suspensi, emulsi,eliksir dan lain sebagainya. Sedangkan untuk obat semi solid contonya adalah salep, gel, cream. Sedangkan untuk obat solid atau padat adalah tablet, pil, granul dan lainnya. Variasi bentuk sediaan obat yang beragam ini terjadi karena perkembangan industry obat yang terus berlomba – lomba membuat sediaan yang terbaik pada konsumennya. Dengan berbagai variasi ini obat dapat dipilih berdasarkan kebutuhan pasien . Setiap bentuk sediaan obat memliki kelebihan dan kekurangannya masing – masig. Satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Contohnya seperti anak – anak lebih cocok dan mudah adalam mengkonsumsi obat dari sediaan liquid dibandingkan dengan sediaan padat. Dalam membuat sediaan farmasi tentu ada yang namanya formula atau komponen – komponen penyusunnya. Formulasi obat Formulanya terdiri dari zat aktif yaitu senyawa yang berkhasiat sebagai obatnya, atau dalam dunia farmasi disebut bahan aktif farmasi BAF. Semua komponen selain zat aktif disebut sebagai basis atau dalam dunia farmasi disebut eksipien. Eksipien merupakan bahan yang ditambahkan pada sediaaan farmasi khususnya obat yang ditujukan dengan berbagai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar sediaan yang dihasilkan menjadi sediaaan yang berkulitas dan stabil. Dengan stabilnya sediaan sebelum sampai pada konsumen sediaan dapat terjamin efikasinya yang menjadi tujuan awal adanya obat ini. Salah satu eksipien yang paling sering digunakan adalah alkohol. Alkohol sebagai eksipien Alkohol memiliki berbagai manfaat pada industry obat. Akan tetapi untuk di Indonesia yang penduduknya mayoritas islam ada sedikit kejanggalan dikarena dalam islam alkohol itu dilarang. Kali ini penulis akan membahas tentang peran alkohol pada sediaan liquid di tengah pro dan kontra kehalalannya. Alkohol adalah salah satu senyawa kimia organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon,atau yang terikat pada atom hidrogen maupun atom karbon lain. Alkohol memiliki rumus kimia CnH2n+2OH. Alkohol memiliki sifat – sifat diantaranya mudah menguap,mudah terbakar, mudah tercampur dengan air, hal ini karenakan air dan alkohol sama – sama senyawa polar. Berbentuk cair jika jumlah atom karbon sebanyak satu sampai empat karbon, sedangkan jika jumlah atom karbon berjumlah lima sampai sembilan akan kental seperti minyak. Alkohol memiliki titik didih melebihi titik didih alkana, dikarenakan gugus fungsi -OH yang sangat polar, sehingga daya tarik menarik antar molekul menjadi sangat kuat, alkohol bersifat heterepolar, panjang rantai alkil mempengaruhin sifat polar nya,semakin panjang rantai alkilnya maka berkurang sifat polarnya, hal ini menjadikan berkurangnya sifat kelarutanya. Alkohol dan kegunaannya dalam dunia medis dan farmasi Kata alkohol sering merujuk pada etanol yang merupakan jenis alcohol yang memiliki 2 atom karbon etanol yang merukan alcohol yang paling sering dimafaatkan manusia . Alkohol khususnya etanol dalam dunia medis sering digunakan sebagai antiseptik dan disinfektan . yaitu sebagai senyawa yang ditujukan untuk mecegah infeksi dan kuman – kuman. Bedanya antiseptic digunakan pada jaringan hidup seperti kulit manusia , sedangkan disinfektan ditujukan untuk jaringan mati seperti meja bukan makhluk hidup. Pada dunia farmasi alcohol memiliki peranan yang sangat penting karena memiliki manfaaat yang sangat banyak terutama pada sediaan liquid. Peran alkohol adalam sediaan likuid antara lain sebagai pelarut, co solvent, pemanis, pengawet, wetting agent, dan lain sebgainya. Manfaat yang pertama alkohol pada sediaan liquid adalah alkohol sebagai pelarut dan zat pembawa pada zat aktif adan eksipien sediaan liquid . Alkohol yang biasanya digunakan sebagai pelarut obat liquid adalah etanol. Contohnya adalah etanol digunkan sebagai pelarut utama pada sediaan tingtur dan elixsir Tingtur merupakan sediaan obat yang dibuat dari tumbuhan herbal dengan pelarut utama alcohol etanol. Alkohol juga dapat dapat berperan sebagai ko solven. Co solvent adalah senyawa yang ditambahkan pada larutan agar kelarutannya semakin meningkat. Contohnya adalah suatu sediaan yang dilarutkan pada air tidak dapat larut sempurna maka digunakan ko solven sebelum senyawa dilarutkan dengan air, baru setelah senyawa larut dengan alkohol air ditambahakan dan larutan menjadi larut dengan sempurna. Contoh senyawa alkohol yang digunakan sebagaia ko solvent adalah etanol, propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan lain sebagainya. Alkohol juga dapat digunakan pada sediaan likuid sebagai pemanis. Zat aktif umumnya memiliki rasa yang pahit. Karena rasa pahit tersebut kadang mempegaruhi dan membuat pasien yang meminum obat mengalami rasa yang tidak nyaman bahkan enggan terutama pada pasien pediatrik dan geriatrik. Maka dari itu sediaan kadang ditambahkan pemanis agar menutupi rasa pahitnya. Contoh senyawa alkohol yang digunakan sebagai pemanis adalah golongan alkohol glukosa yaitu sorbitol, gliserol, dan lain sebagainya. Peran alkohol lain dalam sediaan liquid adalah sebagai pengawet . sediaan yang biasanya menambhakan alkohol apalagi dalam jumlah besar pada sediaannya terkadang tidak menambahkan pengawet lagi ke dalamnya karena alcohol sendiri memiliki kemampuan sebagai pencegah pertumbuhan bakteri . Alkohol juga dapat digunakan sebagai wetting agent. Wetting agent atau zat pembasah adalah sebagai senyawa yang digunakan untuk tujuan mengecilkan sudut kontak agar senyawanya mudah terbasahkan. karena beberapa senyawa sulit untuk dilarutkan atau sulit untuk dicampurkan karena sudut kontaknya besar. Contoh senyawa alcohol yang memiliki kemampuan sebagai wetting agent adalah etanol, gliserin, sorbitol dan polyglikol. Wetting agent biasanya digunakan pada sediaan likuid biphasic. Pro kontra kehalalan penggunaan alkohol Masih banyak manfaat alkohol pada sediaan liquid lainnya yang tidak tidak disebutkan dan jalaskan. Akan tetapi di tengah banyaknya sediaan obat liquid khususnya yang mengandung alkohol, ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan masyarakat apakah alkohol paad sediaan obat itu halal atau tidak. Karena yang kita tahu alcohol itu dilarang dalam agama islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia. Tercantum dalam Al – Quran surat Al – Maidah ayat 90 yang artinya berbunyi “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, berkurban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu beruntung.” Menurut tanggapan MUI selaku lembaga yang membina, mengayomi umat islam menjelaskan dan memberikan fatwa tentang penggunaan alcohol pada sediaan farmasi khususnya obat. MUI menjelaskan bahwa menurut fatwa Nomor 11 Tahun 2009 tentang Hukum Alkohol. Fatwa tersebut memisahkan antara khamr dan alkohol. Setiap khamr mengandung alkohol, tapi tidak semua alkohol dikategorikan sebagai khamr. Khamr adalah segala sesuatu yang memabukan dan yang dilarang pada al – quran. Di dalam fatwa-fatwa MUI disebutkan bahwa alkohol bisa dibedakan ke dalam dua kategori pertama alkohol/etanol hasil industri khamr, yang hukumnya sama dengan hukum khamr yaitu haram dan najis. Kedua, alkohol/etanol hasil industri non khamr baik merupakan hasil sintesis kimiawi [dari petrokimia] ataupun hasil industri fermentasi non khamr, hukumnya tidak najis dan apabila dipergunakan di produk non minuman hukumnya mubah boleh, apabila secara medis tidak membahayakan. Ijtima Alim Ulama pada 2018 yang berlangsung di Samarinda, Kalimantan Timur menjelaskan penggunaan alkohol/etanol yang bukan berasal dari alkohol kategori pertama yang digunakan untuk bahan obat cair maupun noncair, hukumnya boleh dengan syarat tidak membahayakan bagi kese- hatan, tidak ada penyalahgunaan, aman, dan sesuai dosis, serta tidak digunakan secara sengaja untuk membuat mabuk. Kesimpulan Alkohol adalah salah satu senyawa kimia organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon,atau yang terikat pada atom hidrogen maupun atom karbon lain. Alkohol memiliki peranan yang sangat penting pada industri obat khusunya sediaan liquid yang sudah dimanfaatkan sejak lama yaitu sebagai eksipien atau bahan tambahan yang ditujukan dengan berbagai tujuan untuk menyempurnakan sediaan obat. Beberapa peran alkohol dalam sediaan liquid antara lain sebagai pelarut, co solven, pemanis, pengawet, wetting agent, dan lain sebagainya. Menurut Ijtima Alim Ulama pada 2018 menjelaskan penggunaan alkohol/etanol yang bukan berasal dari alkohol kategori pertama yang digunakan untuk bahan obat cair maupun noncair, hukumnya boleh dengan syarat tidak membahayakan bagi kesehatan, tidak ada penyalahgunaan, aman, dan sesuai dosis, serta tidak digunakan secara sengaja untuk membuat mabuk. Sumber ; Amalia,T. 2017. Apakah Yang Dimaksud Denga online di Muisumut. 2019. Penggunaan Alkohol/Etanol Untuk Bahan Obat Ijtimak Tahun 2018. Tersedia online di Murjana,A. 2020. Pengertian, Sifat, dan Rumus Kimia Alkohol. Tersedia online di Penulis Destri Jauharotun Nadhipah, Program Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Namun proses sterilisasi pada bidang industri pangan umumnya masih berkisar pada pemanfaatan panas atau suhu tinggi, yang dalam beberapa proses pengolahan proses ini dapat merusak bahan baku. Selain dari itu metode sterilisasi lain, seperti penggunaan alkohol diperlukan dalam mencuci peralatan dan tempat pemasakan berlangsung.

Banyak kegunaan Alkohol yang pada pada umumnya mengacu pada jenis etil alkohol dengan formula kimia C2-H5-OH. Alkohol yang bernama asli Etanol banyak digunakan sebagai bagian dari minuman panas dan minuman oleh manusia. Alkohol diperoleh dengan fermentasi molase gula dalam skala besar. Ketika dikonsumsi, alkohol dapat mencapai otak dan menciptakan rasa kesejahteraan dan kegembiraan. Jadi, orang yang mengkonsumsi alkohol atau etanol secara sering dapat menyebabkan masalah kesehatan. 25 Kegunaan Alkohol Etanol dalam Kesehatan, Industri dan Kehidupan Sehari-hari img by pixabay Namun, selain untuk diminum ada banyak penggunaan alkohol dalam pengobatan, industri, penelitian dll. Berikut akan dijelaskan kegunaan alkohol dalam masing-masing bidang. A. Penggunaan alkohol dalam pengobatan dan kesehatan Alkohol telah digunakan dalam pengobatan sejak zaman dahulu. Zat ini memiliki sifat antimikroba, astringen, penenang dan rubefacient yang kuat. 1. Obat keracunan metanol Ketika kelebihan metanol dikonsumsi, seseorang akan memiliki gejala hebat yang menyebabkan kematian. Metanol dalam tubuh berubah menjadi formaldehyde dan asam format yang menyebabkan rasa sakit dan iritasi di seluruh tubuh. Seperti sengatan semut yang juga memiliki asam format. Jadi, kita bisa membayangkan tingkat kerusakan ketika asam format terbentuk dalam tubuh karena keracunan metanol. Dalam keadaan darurat ini, memberi etanol bertindak sebagai anti-racun langsung. Metanol dipecah menjadi formaldehida dan kemudian asam format. Keduanya beracun bagi tubuh. Tetapi ketika etanol diberikan, laju metanol berkurang. Etanol memiliki afinitas yang lebih tinggi untuk enzim aldehyde dehydrogenase. Jadi, zat ini bersaing untuk enzim menggantikan metanol. Penurunan formalin mengurangi efek toksik pada tubuh dan membantu mempertahankan hidup dan memberi lebih banyak waktu untuk mengeluarkannya dari tubuh. Anti-dote lain seperti Fompezole dapat digunakan karena fungsinya sama. Tetapi etanol tidak mahal, mudah didapat dan juga lebih kompatibel di dalam tubuh. 2. Sebagai rubefacient Etanol 70% dan bahkan Isopropanol memiliki karakter rubefaceint. Ketika diterapkan pada kulit, dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan kemudian kemerahan. Dalam kondisi ini area kulit yang digunakan lembut dan memiliki sifat penyerapan yang lebih besar. Artikel terkatit topik ini Alkohol/etanol Ini dapat digunakan untuk meningkatkan penyerapan obat dari salep yang dioleskan ke kulit. Selanjutnya, etanol juga mengurangi rasa sakit akut di tempat yang digunakan. 3. Untuk mengurangi rasa sakit Jika sakit parah seperti kanker, alkohol disuntikkan di dekat ujung saraf untuk menghancurkan saraf. Ini menyebabkan kurangnya rasa sakit dari saraf itu. 4. Sebagai Antiseptik Saat injeksi atau suntikan dilakukan, kapas yang dibasahi alkohol digunakan untuk membersihkan permukaan. Kemudian setelah injeksi, dibiarkan di sana untuk melihat bahwa tidak ada perdarahan. Ini dilakukan untuk membersihkan area injeksi dari bakteri atau mikroba apa pun. Selanjutnya, pembersihan ini menghilangkan kotoran di tempat injeksi. Selanjutnya, semua pisau bedah, jarum, forceps dapat dibersihkan dengan etanol untuk menghilangkan mikroba di atasnya. 5. Sebagai Pengencer Tincture adalah ekstrak obat beralkohol. Ketika suatu zat dalam konsentrasi rendah, itu tidak dapat diberikan seperti itu untuk orang tersebut. Oleh karena itu, untuk meningkatkan volume obat, alkohol digunakan sebagai pengencer. Karena, alkohol pada dosis rendah cukup aman bagi tubuh dan juga steril, alkohol bertindak sebagai pengencer yang aman. Terutama, dalam homeopati, obat diekstraksi dengan alkohol. Selanjutnya, obat diencerkan dengan alkohol untuk administrasi mudah. Selain alkohol, laktosa juga digunakan sebagai pengencer. Namun, tincture ekstrak alkohol juga diberikan kepada pasien. 6. Sebagai Pengawet Tincture yang merupakan ekstrak alkohol dari bahan tumbuhan dan hewan yang memiliki umur paruh panjang. Ini karena alkohol adalah pengawet yang baik. B. Penggunaan alkohol dalam industri Alkohol juga telah berperan penting dalam bidang industri. Alkohol banyak digunakan sebagai berikut 1. Sebagai pelarut Alkohol/Etanol seperti air yang merupakan pelarut yang baik untuk banyak senyawa polar. Ini membantu bahan padat terkonsentrasi menjadi larutan konsentrasi yang diinginkan. Solusi ini digunakan untuk pemrosesan lebih lanjut seperti filtrasi, distilasi atau menghilangkan kotoran. 2. Untuk ekstraksi Alkohol menjadi pelarut polar yang baik dapat digunakan untuk ekstraksi bahan aktif dari bahan baku apa pun seperti tanaman atau padatan lainnya. Ekstraksi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan distilasi uap yang terhubung ke ekstraktor soxhlet. Karena titik didih yang rendah, alkohol mudah menguap dan kemudian meresap kembali melalui bahan padat. Dengan cara ini bisa dilakukan ekstraksi yang efektif. 3. Sebagai zat Pembersihan Alkohol adalah salah satu pelarut terbaik yang digunakan untuk membersihkan alat-alat di industri. Sifat-sifatnya dan efek antimikroba serta kelarutan yang sangat efektif digunakan. 4. Untuk Sterilisasi Alkohol adalah salah satu bahan sterilisasi kimia yang baik digunakan untuk sterilisasi berbagai peralatan terutama yang terbuat dari logam. 5. Menghilangkan warna Ketika bahan kain di industri terpapar oleh noda, alkohol dapat digunakan untuk menghilangkan noda tersebut. C. Penggunaan Alkohol dalam bidang biologi Dalam cabang ilmu biologi dan lingkungan, alkohol berperan penting dan telah membantu manusia, diantaranya sebagai berikut 1. Untuk Pewarnaan Dalam jaringan tanaman dan pewarnaan jaringan hewan alkohol sering digunakan. 2. Sanitasi Karena, bahan biologis rentan terhadap kontaminasi mikroba, penggunaan alkohol dapat membersihkannya dari mikroba. D. Penggunaan etanol dalam bidang kimia Alkohol juga banyak digunakan dalam bidang kimia untuk hal-hal sebagai berikut 1. Kristalisasi dan ekstraksi Ketika suatu senyawa disiapkan oleh reaksi kimia, zat tersebut berada dalam campuran cair. Untuk mengekstraknya dalam bentuk padat, perlu direkristalisasi dan dikeringkan. Kristalisasi ulang ini untuk beberapa senyawa memerlukan etanol. 2. Pelarut untuk Analisis Industri kimia menggunakan banyak teknik analitik seperti kromatografi, analisis hplc, dll. Teknik analitik ini memerlukan pemisahan komponen campuran. Etanol, metanol, dan isopropanol banyak digunakan sebagai kombinasi fase gerak yang berbeda. E. Penggunaan alkohol dalam kehidupan sehari-hari Selain penggunaan teknis di atas, alkohol juga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut 1. Membersihkan noda marker atau tinta Kita cenderung sering menggunakan marker. Noda penanda ini dapat dengan mudah dihilangkan dengan menggunakan alkohol. 2. Sebagai bahan bakar kendaraan Etanol dapat dicampur dengan bensin untuk meminimalkan polusi, menekan harga bahan bakar fosil dan juga untuk energi kendaraan yang lebih besar. 3. Dalam lampu Lampu alkohol digunakan di laboratorium karena tidakmenimbulkan resiko kebakaran. Seperti yang diketahui bahwa aktivitas di laboratorium mungkin beresiko membuat lampu biasa terbakar. 4. Minuman Alkohol digunakan untuk rekreasi dalam bentuk minuman beralkohol. Ini adalah jenis hiburan sosial yang di beberapa negara telah dibatasi. Minuman beralkohol dapat menyebabkan mabuk. 5. Tinta beralkohol Tinta ini memiliki pigmen atau pewarna yang larut dalam alkohol. Ketika tinta ini diletakkan di atas ubin, logam atau permukaan lainnya, tandanya tertinggal. Alkohol mengering dengan cepat meninggalkan pigmen di belakang. Tinta alkohol ini digunakan untuk membuat latar belakang stamping dan kartu. 6. Penghapus cat kuku Cat kuku mudah dihilangkan dengan etil asetat atau aseton. Tetapi jika tidak menemukannya di rumah atau tidak suka baunya, maka etanol adalah yang terbaik. Butuh waktu lebih lama untuk menghapus tetapi pasti hilang dengan alkohol. 7. Propelan Roket Sebelumnya etil alkohol digunakan sebagai kombinasi bahan bakar roket. Zat tersebut digunakan bersama dengan oksigen cair yang diencerkan dengan air. Tapi sekarang, karena ketersediaan bahan bakar baru dan lebih efisien, bahan ini tidak lagi digunakan. Jadi ada banyak sekali penggunaan alkohol dalam kehidupan kita dan daftar ini mungkin tidak lengkap. Silahkan tambahkan sesuai dengan wawasan masing-masing. Referensi Â
manfaat positif penggunaan alkohol dalam bidang industri adalah
Kandungan Manfaat Benzil Alkohol; KeuntunganBenzil Alkohol sebagai Bahan Halal; Alkohol benzil adalah alkohol aromatik yang digunakan sebagai komponen pewangi, pengawet, pelarut, dan zat pereduksi viskositas. Meski berlabel 'alkohol', senyawa ini tidak sama dengan etanol atau alkohol yang ditemukan dalam minuman keras.
ArticlePDF Available AbstractPolicy to open investment in alcoholic beverage invite pros and cons in the general public. The proponents of the policy argue the importance of alcoholic investment from economic point of views. This article aims at analyzing role of alcoholic beverage industry in Indonesian economy. The data was Input-Output Table of 2016 which was aggregated into 18 industries. Analyses carried out were output multiplier, employment multiplier, and income multiplier as well as forward and backward linkages. The results of analyses show that output multiplier is low, employment multiplier is high and income multiplier is high. In addition, forward and backward linkages are both below one. From these results, it can be concluded that alcoholic beverage industry is not a leading sector in Indonesia and its role is relatively limited. Government should be cautious in opening up investment for the industry for investment taking into account that the industry's pulling factor to input providing industries as well as pushing factor to output using industries are relatively low. In addition, while employment multiplier is high, at present employment in alcoholic beverage is relatively limited. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Akhmad Solikin on Dec 10, 2021 Content may be subject to copyright. Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 203 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved PERAN INDUSTRI MINUMAN BERALKOHOL DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA ANALISIS INPUT-OUTPUT Akhmad Solikin Politeknik Keuangan Negara STAN, Jalan Bintaro Utama Sektor V, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Kode Pos 15222 E-mail akhsol INFORMASI ARTIKEL Tanggal masuk [12-08-2021] Revisi [26- 10-2021] Tanggal terima [22-11-2021] ABSTRACT Policy to open investment in alcoholic beverage invite pros and cons in the general public. The proponents of the policy argue the importance of alcoholic investemnt from economic poin of views. This article aims at analyzing role of alcoholic beverage industry in Indonesian economy. The data was Input-Output Table of 2016 which was aggregated into 18 industries. Analyses carried out were output multiplier, employment multiplier, and income multiplier as well as forward and backward linkages. The results of analyses show that output multiplier is low, employment multiplier is high and income multiplier is high. In addition, forward and backward linkages are both below one. From these results, it can be concluded that alcoholic beverage industry is not a leading sector in Indonesia and its role is relatively limited. Government should be cautious in opening up investment for the industry for investment taking into account that the industry’s pulling factor to input providing industries as well as pushing factor to output using industries are relatively low. In addition, while employment multiplier is high, at present employment in alcoholic beverage is relatively limited. Keywords Alcoholic beverage, Input output table, Output multiplier, Employment multiplier, Industrial linkage ABSTRAK Kebijakan untuk membuka investasi minuman beralkohol mengundang pro dan kontra di masyarakat. Pendukung kebijakan tersebut menyampaikan pentingnya investasi di sektor tersebut dilihat dari kepentingan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran industri minuman beralkohol dalam perekonomian Indonesia. Data yang digunakan adalah Tabel Input-Output tahun 2016 yang diagregasi menjadi 18 industri. Analisis yang dilakukan adalah efek pengganda output, tenaga kerja dan pendapatan serta keterkaitan ke depan dan ke belakang. Hasil analisis menunjukkan bahwa angka pengganda output rendah, angka pengganda tenaga kerja tinggi dan angka pengganda pendapatan tinggi. Selain itu, efek keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang kurang dari satu. Dengan hasil-hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa industri minuman mengandung alkohol bukan merupakan sektor unggulan di Indonesia dan perannya relatif terbatas. Pemerintah perlu berhati-hati dalam membuka investasi atas industri tersebut, dengan pertimbangan bahwa daya tarik terhadap industri penyedia input dan daya dorong terhadap industri pengguna output relatif rendah. Selain itu, meskipun angka pengganda tenaga kerja tinggi, selama ini penyerapan tenaga kerja relatif rendah. Kata Kunci Minuman beralkohol, Tabel input-output, Pengganda output, Pengganda tenaga kerja, Efek keterkaitan Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 204 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved 1. PENDAHULUAN Pada bulan Februari 2021, media sosial dan media masa di Indonesia diramaikan dengan diskusi mengenai investasi industri minuman keras. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal pada Lampiran III menyebutkan beberapa bidang usaha dengan persyaratan tertentu. Bidang usaha yang menimbulkan kontroversi adalah investasi industri minuman keras mengandung alkohol KBLI 11010, industri minuman mengandung alkohol anggur KBLI 11020, serta industri minuman mengandung malt KBLI 11031. Terdapat persyaratan tertentu untuk investasi pada ketiga industri minuman keras tersebut, yaitu bahwa investasi baru dapat dilakukan terbatas pada empat provinsi, yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sulawesi Utara, dan Provinsi Papua. Investasi baru di luar empat propinsi tersebut dapat disetujui apabila ditetapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM dan didukung dengan usulan gubernur yang bersangkutan. Selain itu, pada Lampiran III Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 juga diatur syarat jaringan distribusi dan tempat khusus bagi perdagangan eceran minuman keras atau beralkohol KBLI 47221 dan perdagangan eceran kaki lima minuman keras atau beralkohol KBLI 47826. Investasi KBLI 11010, KBLI 11020 dan KBLI 11031 sebelumnya termasuk dalam bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016. Di lain pihak, KBLI 47221 dan KBLI 47826 dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 merupakan bidang usaha terbuka yang mempunyai syarat tertentu, yaitu mempunyai 1 Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol SIUP-MB dan 2 jaringan perdagangan dan tempat khusus. Dengan demikian, sumber kontroversi adalah investasi untuk KBLI 11010, KBLI 11020 dan KBLI 11031, karena KBLI 47221 dan KBLI 47826 sudah terdapat dalam peraturan sebelumnya, yang kemudian diubah dengan penyederhanaan perizinan. Peraturan Presiden ini mendapatkan reaksi baik pro maupun kontra dari masyarakat. Pada penerbitan Peraturan Presiden sebelumnya, yaitu Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016, reaksi terutama ditunjukkan oleh pasar yang merespon positif atas kebijakan tersebut, meskipun respon harga saham berbeda-beda tergantung apakah sektor tersebut mendapatkan keuntungan atau kerugian dari Peraturan Presiden tentang daftar negatif investasi tersebut Dewi et al., 2017. Di sisi lain, Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021, khususnya terkait dengan pembukaan investasi minuman keras, mendapatkan kritik yang luas dari sisi kesehatan, keagamaan, moral, dan sosial Kompas, 2021. Pendukung pembukaan investasi minuman keras pada Peraturan Presiden menyampakan dukungan dikaitkan dengan aspek pariwisata, ketenagakerjaan, investasi, ekspor, pertumbuhan ekonomi serta kearifan lokal CNBC Indonesia, 2021; Warta Ekonomi, 2021. Setelah mendapatkan kritik dari berbagai kalangan, misalnya organisasi keagamaan contohnya MUI, NU dan Muhammadiyah CNBC Indonesia, 2021; Kompas, 2021; Republika, 2021 dan tokoh masyarakat Papua, Presiden kemudian mencabut Lampiran Peraturan Presiden yang mengatur tentang investasi minuman keras CNBC Indonesia, 2021; Kompas, 2021; Republika, 2021. Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 205 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved Meskipun Peraturan Presiden terkait dengan investasi minuman keras telah dicabut, kebijakan tersebut sangat menarik untuk dievaluasi agar dapat diperbaiki di masa yang akan datang. Masalah yang ingin dijawab oleh artikel ini adalah seberapa penting pembukaan investasi minuman keras, dilihat dari aspek output, ketenagakerjaan, pendapatan, serta kemampuan industri minuman beralkohol menarik dan mendorong perekonomian. Penelusuran pada Portal Garuda dengan kata kunci “minuman keras” dan “alkohol” menunjukkan bahwa penelitian yang membahas mengenai peran industri minuman keras di Indonesia masih terbatas. Topik-topik yang cukup banyak dibahas misalnya penerimaan cukai dari minuman mengandung etil alkohol Rasyid, 2020; Sari et al., 2020 serta aspek pengawasan dari peredaran minuman keras sebagai barang yang mengandung eksternalitas negatif Cahyo & Adhitama, 2018; Ferry, 2016; Makalare et al., 2017; Pam et al., 2015. Artikel ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang peran industri alkohol dalam perekonomian Indonesia. Peran tersebut ditinjau dari aspek keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan, serta efek multiplier dari industri alkohol. Penelitian ini berguna bagi para pembuat kebijakan untuk mengetahui peran industri minuman keras bagi perekonomian Indonesia. Khusus bagi Kementerian Keuangan, pengetahuan tentang industri minumal beralkohol merupakan hal penting karena produk ini termasuk yang terkena cukai. Berdasarkan hitungan Rasyid 2020 potensi penerimaan cukai dari minuman mengandung alkohol sekitar Rp9 triliun, walaupun realisasinya baru sekitar Rp5 triliun sampai Rp6 triliun. Tambahan penerimaan negara ini tentu sangat penting, meskipun di kajian literatur akan dibahas bahwa fungsi cukai bukan hanya dari sisi penerimaan negara. Selain itu, artikel ini juga memperkaya kajian akademik tentang peran minuman beralkohol bagi perekonomian, di tengah terbatasnya literatur tentang hal tersebut. 2. KAJIAN LITERATUR Peran Minuman Beralkohol dalam Perekonomian Sebagaimana dibahas pada paragraf sebelumnya, pembukaan investasi minuman keras terutama didasari oleh alasan ekonomi, misalnya alasan pariwisata, tenaga kerja, investasi, ekspor, dan pertumbuhan ekonomi. Kerangka pikir penelitian ini digambarkan pada Grafik 1, khususnya kaitan industri minuman beralkohol terhadap industri penyedia input, industri pengguna output, output, tenaga kerja, dan pendapatan. Grafik 1. Kerangka Pikir Sumber Penulis Thomas et al. 2019 melakukan penelitian atas dampak pelarangan minuman keras di Kerala India terhadap keinginan wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarangan minuman keras tidak mengurangi minat turis potensial untuk Industri Minuman Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 206 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved datang berkunjung, meskipun menikmati sejumlah alkohol bagi mereka merupakan pengalaman menyenangkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan minuman keras bagi wisata merupakan hal yang penting, tetapi tidak sangat penting sehingga dapat membatalkan rencana kunjungan ke suatu obyek wisata. Dalam konteks Brasil, Loures dan Tavares 2018 menghitung peran sektor gula dan alkohol dalam PDB, yaitu meliputi 9,21% dari PDB regional Northeast Brazil dan 6,91% dari PDB Brazil secara keseluruhan. Peran terhadap PDB besar karena penghitungan memasukkan sektor gula tebu yang merupakan sektor andalan di Brazil. Penelitian tersebut juga relevan dengan artikel ini karena menggunakan metode yang sama, yaitu Input-Output, untuk menghitung PDB yang berasal dari sektor gula dan alkohol. Studi di berbagai negara menunjukkan bahwa komoditas minuman keras yang populer berbeda antara satu negara dengan negara yang lain. Terdapat berbagai jenis minuman keras, baik yang diproduksi pabrik modern maupun diproduksi secara tradisional. Produk modern meliputi brandy, whisky, rum, wine, dan bir; sedangkan produk tradisional misalnya sopi, arak, tuak, ciu, dan lain-lain Lestari, 2016. Produk tradisional ini biasanya merupakan produksi skala rumah tangga, yang mungkin penting bagi budaya tradisional dan kehidupan sosial, sebagaimana didokumentasikan oleh Egea et al. 2016 atas berbagai minuman keras tradisional di Alta Valle del Rino, Italia; meskipun secara umum Eropa dan Mediterania memproduksi dan mengkonsumsi wine. Untuk produk modern, kecenderungan umum minuman keras diproduksi oleh perusahaan besar, bahkan oleh perusahaan multinasional dalam kasus produksi wine Outreville & Hanni, 2013. Pilihan lokasi investasi perusahaan multinasional dalam bidang wine dipengaruhi oleh 1 faktor permintaan pasar meliputi PDB per kapita, jumlah penduduk, konsumsi wine, dan importasi wine, serta 2 faktor efisiensi produksi yang diukur dengan human development index HDI Outreville & Hanni, 2013. Aspek ketenagakerjaan pada sektor minuman beralkohol pada umumnya diteliti dalam kaitannya dengan dampak kebijakan peningkatan cukai atau pajak. Sebagai contoh, Wada et al. 2017 meneliti dampak pengenaan cukai atau pajak penjualan atas minuman beralkohol bir, wine dan spirit di lima negara bagian di Amerika Serikat. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengenaan cukai atau pajak penjualan sebesar lima persen mengurangi tenaga kerja di sektor yang terkait dengan minuman keras, tetapi meningkatkan tenaga kerja di sektor-sektor yang lain. Pada negara-negara muslim, minuman keras diatur secara ketat. Untuk negara-negara muslim di ASEAN Indonesia, Malaysia, dan Brunei, pengaturan tersebut dalam bentuk kebijakan investasi, kebijakan impor, batasan umur, penjualan retail, berkendara dalam pengaruh alkohol drink-drive, periklanan, dan pembatasan wilayah Sasanapitak et al., 2018. Setiap negara tersebut mempunyai bauran kebijakan yang berbeda, sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara masing-masing. Pembukaan atas investasi minuman beralkohol harus dicermati sebagai proses industrialisasi yang mengubah produksi skala kecil menjadi skala industri. Industrialisasi tersebut berpotensi berdampak positif bagi kesehatan karena standar produk yang Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 207 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved lebih, serta membuat lebih mudah dikontrol oleh pemerintah termasuk dalam pemungutan cukainya. Meskipun demikian, dampak negatif dapat berasal dari peningkatan promosi dan penjualan, sehingga berpotensi meningkatkan dampak negatif dari sisi sosial dan kesehatan Room & Jernigan, 2000. Cukai dan Pembatasan Minuman Beralkohol Dalam konteks Indonesia, pemerintah mengatur peredaran minuman keras dengan hal-hal yang disebutkan sebelumnya, termasuk pengawasan atas penjualan ecerannya Cahyo & Adhitama, 2018. Selain itu, Indonesia juga memasukkan minuman mengandung alkohol sebagai produk yang dikenakan cukai. Berdasarkan Undang-undang 39 Tahun 2007, cukai dikenakan atas produk yang mempunyai empat karakteristik, yaitu 1 perlu dikendalikan konsumsinya, 2 perlu diawasi peredarannya, 3 dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup atas pemakaiannya, serta 4 pembebanan pungutan negara dapat meningkatkan aspek keadilan dan keseimbangan. Pengenaan pajak atas komoditas, termasuk minuman beralkohol, dilandasi oleh 1 efisiensi peningkatan pendapatan revenue-raising efficiency, 2 mengoreksi eksternalitas, dan 3 tujuan redistribusi Smith, 2005. Dengan mempertimbangan sisi efisiensi pemungutan dengan melupakan keadilan, pungutan cukai yang besar dapat diterapkan pada barang yang mempunyai elastisitas tinggi, termasuk minuman beralkohol bagi penghobi atau pecandu. Alasan eksternalitas negatif karena peminum minuman beralkohol tidak menanggung secara penuh biaya marjinal dari konsumsi tersebut, baik dari sisi biaya kesehatan maupun dampak negatif secara langsung bagi orang lain. Di lain pihak, alasan redistribusi dianggap kurang relevan dibandingkan dengan pengenaan pajak atau kebijakan intervensi pemerintah secara umum Smith, 2005. Jelaslah bahwa tujuan utama dari cukai adalah untuk mengendalikan konsumsi dan peredaran barang, karena adanya dampak atau eksternalitas dalam penggunaan atau konsumsinya. Pengenaan cukai dari sisi penerimaan lebih pada upaya sebagai mekanisme harga untuk pengendalian tersebut, yaitu dengan harapan bahwa harga yang meningkat akan menurunkan permintaan Gruber, 2012. Sebagaimana digambarkan pada Grafik 2, ditinjau dari eksternalitas negatif, manfaat sosial marjinal social marginal beneit, SMB dari konsumsi alkohol lebih kecil dari manfaat pribadi private marginal benefit, PMB karena PMB tidak memperhitungkan dampak negatif dari konsumsi alkohol. Pengenaan cukai sebesar marginal damage MD akan mengurangi konsumsi minuman beralkohol tersebut dari Q0 ke Q1. Grafik 2. Eksternalitas Negatif dan Cukai Sumber Gruber 2012 Terdapat hubungan negatif antara pajak, cukai atau harga minuman beralkohol dan dampak negatif alkohol Elder et al., 2010. Kebijakan yang efektif perlu menggabungkan antara cukai dengan kebijakan lain, misalnya Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 208 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved peraturan dan penegakan hukum, program pendidikan, dan intervensi kesehatan bagi pecandu Cecchini et al., 2015. Saat ini, Barang Kena Cukai BKC adalah hasil tembakau, minuman mengandung etil alkohol MMEA serta etil alkohol EA, meskipun terdapat beberapa ide untuk mengenakan cukai atas beberapa barang lain, misalnya minuman ringan berpemanis Murwani et al., 2020, gula Setyawan, 2018, serta kantong plastik Gultom, 2020. 3. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada Tabel Input-Output Indonesia tahun 2016 BPS, 2021. Tabel Input-Output tersebut merupakan tabel yang paling mutakhir yang dikeluarkan oleh BPS. Tabel Input-Output merupakan tabel atau matriks yang dibedakan menjadi tiga kuadran Sahara, 2017. Kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Dalam hal ini, data baris merupakan alokasi output, sedangkan data pada kolom merupakan penggunaan input dari suatu sektor. Kuadran II berisi permintaan akhir dan penyediaan masing-masing sektor produksi. Kuadran III berisi nilai tambah bruto atau input primer. Kuadran IV yang menunjukkan input primer yang langsung dipergunakan untuk permintaan akhir, kadang tidak diperhatikan dalam Tabel Input-Output Firmansyah, 2006. Dalam Tabel Input-Output 185 produk, minuman beralkohol mempunyai kode 073. Tabel Input-Output yang lebih sederhana terdiri dari 52 industri dan 17 industri, tetapi industri minuman beralkohol tidak dicantumkan tersendiri. Dengan demikian, untuk menganalisis secara khusus industri minuman beralkohol maka Tabel Input-Output 185 industri kemudian diagregasi menjadi 17 industri ditambah satu industri minuman beralkohol, dengan konkordasi klasifikasi sektor sebagaimana dilakukan oleh BPS. Kode dan nama sektor pada penelitian ini sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Penulis dapat menggunakan agregasi yang berbeda sesuai kebutuhan, misalnya klasifikasi 25 industri Tabel IO 2010 Raflah & Widodo, 2016 atau 35 industri Tabel IO 2008 Nasrullah & Suparman, 2015. Pada klasifikasi asli dalam 185 sektor, industri minuman beralkohol termasuk dalam industri pengolahan kode 3, tetapi dalam artikel ini dipisah menjadi industri tersendiri kode 4, sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Agregasi industri Pertanian, kehutanan, & perikanan Pertambangan & penggalian Industri minuman beralkohol Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah & daur ulang Perdagangan besar & eceran; Reparasi mobil & sepeda motor Transportasi & pergudangan Penyediaan akomodasi & makan minum Adminstrasi pemerintahan, pertahanan, & jaminan sosial wajib Jasa kesehatan & kegiatan sosial Sumber BPS 2021 diubah Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 209 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved Apabila digolongkan berdasarkan jenis harga dan cakupan transaksi, terdapat empat jenis Tabel Input-Output Purwoko, 2012, yaitu 1 Tabel Input-Output dengan transaksi domestik berdasarkan harga produsen, 2 Tabel Input-Output dengan transaksi domestik berdasarkan harga konsumen, 3 Tabel Input-Output dengan transaksi total berdasarkan harga produsen, dan 4 Tabel Input-Output dengan transaksi total berdasarkan harga konsumen. Penelitian ini menggunakan jenis tabel yang pertama, yang dengan demikian data yang dicatat pada kuadran input antara dan kuadran permintaan akhir hanya transaksi domestik saja, sedangkan data impor dicatat pada baris dan kolom tersendiri. Selain itu, data yang dicatat juga berdasarkan harga produsen atau harga dasar, sehingga terdapat sektor tambahan yaitu sektor perdagangan dan transportasi. Penggunaan harga produsen akan membuat hubungan antarsektor lebih stabil karena tidak dipengaruhi oleh marjin perdagangan antarsektor Daryanto & Hafizrianda, 2010. Analisis dilakukan dengan menghitung angka pengganda dan analisis keterkaitan. Tiga jenis angka pengganda yang dihitung yaitu angka pengganda output, angka pengganda pendapatan rumah tangga, dan angka pengganda lapangan pekerjaan. Dalam hal ini, angka pengganda output menunjukkan nilai output total dalam perekonomian yang terjadi karena perubahan satu unit uang permintaan akhir produk minuman beralkohol. Angka pengganda output tersebut dapat dihitung dengan rumus Nazara, 2005  ......................... 1, dimana Oj adalah angka pengganda output dan αij adalah elemen matriks kebalikan Leontief. Angka pengganda tenaga kerja employment multiplier atau efek lapangan kerja menunjukkan perubahan lapangan pekerjaan karena perubahan satu unit uang permintaan akhir produk, dalam hal ini adalah produk minuman beralkohol. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut Nazara, 2005  ..................... 2, dimana w menunjukkan rata-rata output setiap pekerja di sektor j. Angka atau efek pengganda pendapatan rumah tangga merupakan jumlah pendapatan rumah tangga yang terjadi sebagai efek dari perubahan satu unit uang permintaan akhir atas produk, dalam hal ini adalah produk minuman beralkohol. Angka tersebut dapat dihitung dengan rumus Nazara, 2005  ................... 3. Efek pendapatan rumah tangga ini merupakan akibat dari perubahan permintaan tenaga kerja yang didorong oleh perubahan permintaan akhir satu unit uang minuman beralkohol. Peningkatan tenaga kerja tersebut kemudian akan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Efek keterkaitan terdiri dari keterkaitan langsung dan keterkaitan tidak langsung, baik keterkaitan ke depan maupun ke belakang. Keterkaitan langsung ke depan merupakan perubahan output melalui mekanisme perubahan penawaran output, sedangkan keterkaitan langsung ke depan melalui mekanisme permintaan input. Dalam kasus industri minuman beralkohol, misalnya peningkatan output industri minuman beralkohol yang menyebabkan peningkatan output sektor pengguna, misalnya sektor hotel dan restoran, disebut dengan efek keterkaitan langsung ke depan direct forward linkage. Selain itu, peningkatan output Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 210 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved industri minuman beralkohol akan meningkatkan permintaan input dari sektor penyuplai, misalnya industri padi-padian dan bahan makanan lain. Hal tersebut disebut efek keterkaitan langsung ke belakang direct backward linkage. Kriteria menilai angka pengganda dan efek keterkaitan adalah sebagai berikut Wijaya et al., 2014. Angka pengganda digolongkan “tinggi” apabila lebih besar daripada rata-rata pengganda seluruh sektor di ekonomi, dan digolongkan “rendah” apabila lebih kecil daripada rata-rata pengganda seluruh sektor di ekonomi. Selanjutnya, keterkaitan ke belakang yang mempunyai daya menarik lebih darisatu berarti sektor tersebut mempunyai daya menarik yang lebih besar daripada rata-rata daya menarik seluruh sektor di ekonomi. Keterkaitan ke depan yang lebih dari satu menunjukkan sektor tersebut mempunyai derajat kepekaan yag lebih besar daripada rata-rata seluruh sektor di ekonomi tersebut. Analisis dilakukan dengan menggunakan Excel serta aplikasi PyIO Nazara et al., 2003; Wu, 2009. Aplikasi tersebut dikembangkan oleh Regional Economics Application Laboratory REAL, University of Illinois at Urbana-Champaign. Urutan analisis adalah dengan agregasi sektor dari 185 sektor ke 18 sektor yang dilakukan dengan Excel, dan kemudian melakukan analisis efek dan keterkaitan dengan PyIO. Untuk menghitung angka pengganda tenaga kerja diperlukan data tambahan berupa jumlah tenaga kerja per sektor yang tidak dapat diperoleh dari Tabel IO. Data tersebut diperoleh dari BPS berupa data penduduk berusia 15 tahun menurut lapangan pekerjaan utama tahun 2016. Dalam data tersebut, jumlah sektor adalah 17 sehingga diperlukan pemecahan data untuk sektor industri minuman beralkohol dari industri pengolahan. Pemecahan dilakukan berdasarkan perbandingan kompensasi tenaga kerja pada Kuadran III Tabel IO. Hasilnya jumlah tenaga kerja sektor industri minuman beralkohol sejumlah orang. Sebagai perbandingan, data BPS untuk pekerja industri minuman secara total 2 digit KBLI pada industri besar dan sedang tahun 2016 adalah orang; dan pada industri mikro dan kecil pada tahun 2015 adalah orang. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh angka pengganda output sebagaimana tercantum pada Tabel 2. Rata-rata angka pengganda pada semua sektor adalah 1,62943 sehingga kategori sektor apakah mempunyai angka pengganda output rendah atau tinggi dicantumkan pada kolom ketiga. Sebagaimana tercantum pada Tabel 2, sektor industri minuman beralkohol kode 4 termasuk sektor dengan angka pengganda output yang rendah. Angka pengganda 1,42136 bermakna bahwa peningkatan permintaan akhir minuman beralkohol sebesar satu rupiah akan meningkatkan output total perekonomian sebesar 1,42 rupiah. Angka ini lebih rendah daripada hasil penelitian Yusa 2019 yang menunjukkan bahwa angka pengganda output industri makanan dan minuman pada sektor-sektor produksi pangan di Indonesia adalah 2,12 dan 2,60 untuk tahun 2014 dan 2018. Perbedaan tersebut kemungkinan karena perbedaan dalam penggolongan atau kategorisasi sektor yang dipergunakan. Tabel 2. Angka Pengganda Output Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 211 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved Sumber Hasil perhitungan Tabel 3 menyajikan hasil perhitungan angka pengganda tenaga kerja. Rata-rata angka pengganda tenaga kerja adalah 0,00815. Angka pengganda sektor minuman beralkohol adalah 0,01011 yang bermakna bahwa peningkatan permintaan seratus unit uang permintaan akhir minuman beralkohol akan meningkatkan permintaan tenaga kerja sebesar kurang lebih satu orang. Angka pengganda ini lebih besar daripada angka pengganda sektor industri pengolahan kode 3 secara umum. Angka pengganda tenaga kerja industri pengolahan pada penelitian ini adalah 0,00758 yang mirip dengan hasil studi Rahmah dan Widodo 2019 yang mendapatkan hasil 0,006 dengan menggunakan Tabel IO 2016 agregasi 9 sektor. Tabel 3. Angka Pengganda Tenaga Kerja Sumber Hasil perhitungan Selanjutnya, Tabel 4 menyajikan angka pengganda pendapatan rumah tangga. Rata-rata angka pengganda pendapatan adalah 0,36720. Angka pengganda pendapatan sektor minuman beralkohol adalah 0,48373 yang termasuk kategori tinggi. Angka ini dapat diartikan bahwa peningkatan satu unit uang permintaan akhir atas produk minuman beralkohol akan meningkatkan pendapatan sebesar 0,48373. Pendapatan di sini bukan hanya pendapatan rumah tangga dalam definisi yang biasa, karena dalam definisi pendapatan tersebut termasuk dividen dan bunga bank Sahara, 2017. Angka pengganda pendapatan sektor minuman beralkohol lebih tinggi daripada sektor industri pengolahan. Angka pengganda tersebut hanya dapat ditandingi oleh angka pengganda sektor jasa, yaitu jasa pendidikan, jasa pemerintahan, jasa lainnya, serta jasa keuangan dan asuransi. Hasil penelitian Rahmah dan Widodo 2019 juga menunjukkan bahwa sektor jasa mempunyai angka pengganda pendapatan yang lebih tinggi. Tabel 4. Angka Pengganda Pendapatan Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 212 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved Sumber Hasil perhitungan Selanjutnya, Tabel 5 menyajikan forward linkage dan backward linkage total. Sektor industri minuman beralkohol mempunyai keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung ke belakang masing-masing sebesar 0,62011 dan 0,87230. Angka 0,62011 bermakna bahwa setiap perubahan satu unit uang pada output sektor minuman beralkohol akan meningkatkan output sektor pengguna sebesar 0,62011 satuan uang. Di lain pihak, peningkatan satu unit uang pada output sektor minuman beralkohol akan meningkatkan output sektor yang menyediakan input produksi sebesar 0,87230 satuan uang. Angka keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung ke belakang yang lebih kecil daripada satu menunjukkan bahwa industri minuman beralkohol bukan merupakan sektor penarik atau pendorong utama pada perekonomian Indonesia. Sebagaimana tercantum pada Tabel 5, keterkaitan ke belakang lebih besar daripada keterkaitan ke depan. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh banyaknya sektor yang terkait dengan industri minuman mengandung alkohol sebagai sektor penyedia input, sedangkan sektor penggunanya terbatas sektor akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman. Tabel 5. Forward dan Backward Linkage Sumber Hasil perhitungan Sektor-sektor yang termasuk dalam sektor pengguna dan sektor penyedia disajikan dalam Gambar 1 dan Gambar 2. Pada Grafik 3 terlihat bahwa pengguna utama output dari sektor industri minuman beralkohol adalah akomodasi dan makanan minuman 85%, jasa lainnya 10,14%, serta jasa transportasi dan pergudangan 2,34%. Sektor pengguna yang lain sangat kecil permintaannya, meliputi sektor industri minuman beralkohol tersebut 1,36%, industri pengolahan 0,92% serta jasa pendidikan 0,002%. Sebelum agregasi, dalam Tabel IO 185 sektor dapat dilihat bahwa pengguna output industri minuman beralkohol hanya 18 dari 185 sektor 9,73%, yang meliputi makanan dan minuman terbuat dari susu kode 060, tepung lainnya kode 061, makanan lainnya kode 071, minuman Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 213 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved beralkohol kode 073, barang dari kertas dan karton kode 092, obat tradisional kode 106, alat dapur, pertukangan, perabot rumah dan kantor dari logam kode 119, mesin penggerak mula kode 128, mesin lainnya dan perlengkapannya kode 130, barang hasil industri pengolahan lainnya kode 143, jasa angkutan laut kode 159, jasa angkutan udara kode 161, penyediaan akomodasi kode 164, penyediaan makanan dan minum kode 165, jasa pendidikan swasta kode 181, jasa kesenian, hiburan dan rekreasi kode 183, reparasi barang rumah tangga dan lainnya kode 184, serta jasa lainnya kode 185. Pengguna yang besar terbatas pada enam industri, yaitu industri dengan kode 165, 164, 183, 161, 73, dan 92. Grafik 3. Sektor Pengguna Output Industri Minuman Beralkohol Sumber Perhitungan penulis Terkait dengan jasa pendidikan sebagai pengguna output industri minuman beralkohol didukung dengan fakta banyaknya lembaga pendidikan dan/atau program studi pariwisata dan/atau perhotelan yang terdata pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi PPDikti. Backward linkage yang lebih besar dapat disebabkan oleh industri penyedia yang lebih luas. Berdasar agregasi Tabel IO 18 sektor diketahui bahwa industri penyedia sebanyak 16 industri dari 18 industri atau dalam IO 185 sektor merupakan 49,73% dari seluruh sektor, meskipun dengan penyediaan input yang relatif kecil pada setiap sektor tersebut. Jika dipilih industri dengan penyediaan lebih dari Rp50 milyar, sebagaimana tercantum pada Grafik 4, terlihat bahwa industri sebagai penyedia input bagi industri minuman beralkohol terdiri dari lima industri utama. Di antara lima industri tersebut, industri pertanian, kehutanan, dan perikanan; industri pengolahan; serta industri perdagangan besar dan eceran, termasuk reparasi mobil dan sepeda motor merupakan penyedia input yang paling besar. Kemudian jika dilihat dari sisi pengeluaran, pengguna akhir dari industri minuman beralkohol mayoritas dari konsumsi rumah tangga 90,61%, ekspor barang 11,35% serta penurunan inventori -1,96%. Selain itu, impor minuman beralkohol juga sangat besar, yang meliputi 20,56% dari total permintaan akhir. Grafik 4. Sektor Penyedia Input Industri Minuman Beralkohol Sumber Perhitungan penulis 5. SIMPULAN DAN SARAN/ REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis, industri minuman beralkohol mempunyai angka pengganda output yang rendah, angka pengganda tenaga kerja tinggi, serta angka pengganda pendapatan tinggi. Selain itu, hasil analisis linkage menunjukkan keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan mempunyai angka yang lebih kecil daripada satu. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri 0 1000000PertanianPengolahanPerdaganganTransportasiKeuangan Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 214 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved minuman beralkohol bukan merupakan industri unggulan di Indonesia. Penyedia utama industri minuman beralkohol terdiri dari industri pertanian, pengolahan dan perdagangan, sedangkan pengguna utama terbatas pada sektor akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman. Bagi pembuat kebijakan, hasil tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam membuka investasi minuman beralkohol. Dari hasil analisis diketahui bahwa industri tersebut tidak mempunyai kemampuan yang besar untuk menarik maupun mendorong sektor-sektor lainnya di Indonesia. Manfaat benefits ekonomi yang relatif terbatas tersebut perlu dibandingkan dengan biaya costs terutama ongkos sosial dan politik sebagaimana diilustrasikan pada pendahuluan artikel ini. Analisis ekonomi politik tersebut jelas di luar cakupan artikel ini. Investasi industri hilir alkohol dapat dikembangkan untuk tujuan nonminuman, misalnya untuk industri pewarna, obat sintesis, bahan kosmetik, dan sebagainya. Selain analisis ekonomi politik, untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar analisis menggunakan Tabel Input-Output atas industri minuman beralkohol dikhususkan pada daerah-daerah yang merupakan tujuan dari pembukaan investasi tersebut, yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sulawesi Utara, dan Provinsi Papua. Tantangan analisis ini adalah ketersediaan Tabel Input-Output yang mutakhir khusus untuk provinsi-provinsi tersebut. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan Tabel Input-Output Regional untuk melihat hubungan antarpulau atau antarprovinsi atas kegiatan ekonomi pada industri minuman beralkohol. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2021. Tabel Input-Output Indonesia 2016. Jakarta BPS. Cahyo, R. P. D., & Adhitama, S. 2018. Tinjauan atas pengawasan terhadap perizinan pengusaha tempat penjualan eceran minuman beralkohol. Jurnal Perspektif Bea Dan Cukai, 22, 1–19. Cecchini, M., Devaux, M., & Sassi, F. 2015. Assessing the impacts of alcohol policies A microsimulation approach No. 80; OECD Health Working Papers. CNBC Indonesia. 2021. Terungkap dalang di balik munculnya aturan investasi miras. CNBC Indonesia. Daryanto, A., & Hafizrianda, Y. 2010. Analisis Input-Output & Social Accounting Matrix untuk Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor IPB Press. Dewi, G. A. S. R., Wirama, D. G., & Rasmini, N. K. 2017. Reaksi pasar atas pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi X tentang Daftar Negatif Investasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 122, 104–114. Egea, T., Signorini, M. A., Ongaro, L., Rivera, D., & de Castro, C. O. 2016. Traditional alcoholic beverages and their value in the local culture of the Alta Valle del Reno, a mountain borderland Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 215 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved between Tuscany and Emilia-Romagna Italy. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 1227, 1–20. Elder, R. W., Lawrence, B., Ferguson, A., Naimi, T. S., Brewer, R. D., Chattopadhyay, S. K., Toomey, T. L., & Fielding, J. E. 2010. The Effectiveness of tax policy interventions for reducing excessive alcohol consumption and related harms. American Journal of Preventive Medicine, 382, 217–229. Ferry. 2016. Upaya pengendalian minuman tradisional di Desa Sesua Kecamatan Malinau Barat. EJournal Pemerintahan Integratif, 42, 207–216. Firmansyah. 2006. Operasi Matrix dan Analisis Input-Output I-O Untuk Ekonomi Aplikasi Praktis dengan Microsoft Excel dan Matlab. Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gruber, J. 2012. Public Finance and Public Policy. Worth Publishers. Gultom, E. N. 2020. Analisis ekstensifikasi barang kena cukai terhadap kantong plastik di Indonesia. Jurnal Perspektif Bea Dan Cukai, 42, 166–178. Kompas. 2021. Aturan Investasi Industri Miras yang Hanya Bertahan Satu Bulan. Kompas. Lestari, T. R. P. 2016. Menyoal pengaturan konsumsi minuman beralkohol di Indonesia. Aspirasi, 72, 127–141. Loures, A., & Tavares, I. 2018. GDP of the sugar and alcohol sector in Brazil and Northeast An input-output approach. Revista de Economia e Agronegócio, 163, 422–439. Makalare, Y., Ilat, V., & Pusung, R. 2017. Analisis sistem penyediaan pemesanan dan pelekatan pita cukai minuman mengandung etil alkohol pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Manado. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, 122, 286–295. Murwani, S., Karmana, I. W., Hasibuan, H. D., & Sriyanto, A. 2020. Urgensi pengenaan cukai pada minuman ringan berpemanis. Jurnal Perspektif Bea Dan Cukai, 42, 134–151. Nasrullah, M., & Suparman. 2015. Analisis dampak ekonomi pembangunan PLTN di Indonesia dengan menggunakan Model Input Output. Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-10 2015, 401–410. Nazara, S. 2005. Analisis Input Output. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nazara, S., Guo, D., Hewings, G. J. D., & Dridi, C. 2003. PyIO A Python Module for Input-Output Analysis REAL 03-T-23; Issue October. Outreville, J. F., & Hanni, M. 2013. Multinational firms in the world wine industry An investigation into the determinants of most-favoured locations. Journal of Wine Research, 242, 128–137. Pam, D. R., Al Musadieq, M., & Said, A. 2015. Evaluasi kebijakan Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 216 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved pengawasan pelekatan pita cukai pada Minuman Mengandung Etil Alkohol MMEA buatan dalam negeri. Jurnal Perpajakan JEJAK, 11, 1–8. Purwoko. 2012. Model Ekonomi Berbasis Input Output Konsep, Pembangunan dan Aplikasi. Yogyakarta Deepublish. Raflah, W. J., & Widodo, T. 2016. Identifikasi sektor ekonomi non-migas sebagai sektor kunci perekonomian Provinsi Riau menggunakan analisis Tabel Input Output. Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, 41, 87–96. Rahmah, A. N., & Widodo, S. 2019. Peranan sektor industri pengolahan dalam perekonomian di Indonesia dengan pendekatan Input – Output tahun 2010–2016. Economie, 11, 14–37. Rasyid, M. 2020. Optimalisasi penerimaan negara dari cukai minuman mengandung etil alkohol Analisis data mikro. Indonesian Treasury Review Jurnal Perbendaharaan Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik, 52, 131–141. Republika. 2021. Suara Penolakan Investasi Industri Miras dari Tokoh Papua. Republika. Room, R., & Jernigan, D. 2000. The ambiguous role of alcohol in economic and social development. Addiction, 9512, 523–535. Sahara. 2017. Analisis Input-Output Perencanaan Sektor Unggulan. Bogor IPB Press. Sari, D. P., Rahmiyatun, F., Suhaila, A., & Suratriadi, P. 2020. Analisis penerimaan cukai minuman mengandung etil alkohol terhadap penerimaan negara di bidang cukai pada KPPBC Jakarta. Jurnal Mitra Manajemen, 312, 1182–1194. Sasanapitak, A., Kongpradit, S., & Thomrongajariyakul, J. 2018. Alcohol policy in muslim countries in the ASEAN community. Proceedings of 130th the IRES International Conference, Taipei, Taiwan, 14–18. Setyawan, B. 2018. Kajian pengenaan cukai terhadap gula. Indonesian Treasury Review Jurnal Perbendaharaan Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik, 34, 284–295. Smith, S. 2005. Economic issues in alcohol taxation. In S. Cnossen Ed., Theory and Practice of Excise Taxation Smoking, Drinking, Gambling, Polluting and Driving. Oxford University Press. Thomas, T. K., Mura, P., & Romy, A. 2019. Tourism and the dry law’ in Kerala–exploring the nexus between tourism and alcohol. Journal of Tourism and Cultural Change, 175, 563–576. Wada, R., Chaloupka, F. J., Powell, L. M., & Jernigan, D. H. 2017. Employment impacts of alcohol taxes. Preventive Medicine, 105June, S50–S55. Jurnal Perspektif Bea dan Cukai 217 Vol. 5, No. 2, 2021 ISSN 2614-283X online / ISSN 2620-6757 print Copyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved Warta Ekonomi. 2021. Begini Penjelasan Pihak yang Setuju Miras Dilegalkan. Warta Ekonomi. Wijaya, I. R. A., Masyhuri, Irham, & Hartono, S. 2014. Analisis input output pengolahan tembakau di Provinsi Jawa Timur. Agro Ekonomi, 241, 1–9. Wu, P. 2009. PyIO Quick Start. Yusa, I. G. P. D. 2019. Analisis keterkaitan dan dampak permintaan akhir terhadap sektor produksi pangan di Indonesia Pendekatan Tabel Input-Output. Seminar Nasional Official Statistics 2019 Pengembangan Official Statitsics Dalam Mendukung Implementasi SDGs, 1, 171–176. ... The requirement is the same as proposed by the governor to BKPM. Number 33 or KBLI 11031 specifically mentions malt-based beverages industries Industri Minuman Mengandung Malt Solikin, 2021. The realizations and requirements are the same as the two former points. ...... Wine as described in number 32. Other alcohol-based beverages are stated generally in point number 31 Sanuri, 2021; 2021;Solikin, 2021. ...... So, the proposed law regarding investment in alcoholic beverages in Indonesia, related to this rule, is included in the haram category. Investment in alcoholic beverages is indeed expected to increase state income during a pandemic Solikin, 2021. However, there are several things from the point of view of Islam that must be considered, especially in terms of the common good. ...In the beginning of March 2021, President of Indonesia annulled alcoholic beverages investment policy which he put in decree about a week before. There were debates among experts and activists about how this investment should be done. Some believe that this decree may enhance local alcoholic beverages culture while others may reject it since the drinks are convinced to bring in bad effects to human beings. There are no universal moral statements, but particular ones, in this decree since people said in economic, cultural, and religious perspectives. Then, how may moral particularism be portrayed in alcoholic beverages investment policy in Indonesia? By examining concepts, theories, and written data, further analysis will be done to answer the question. Bureaucratic law, economic advantages, cultural indications, social impacts, and religious perspectives are the main tensions of this policy. Investment on alcoholic drinks as cultural indications may bring in economic advantages covered by bureaucratic law. However, any bureaucratic law will never omit possibilities of alcoholic abuse which will bring in negative impacts socially. Moreover, religious perspectives which are seen to be best guidance for people should be put above any law including prohibition of alcoholic drink. In conclusion, alcoholic beverages investment policy is the reflection of particularism rather than universal sights of moral conditions. Putu Dharma YusaSektor produksi pangan menduduki peran vital dalam pembangunan. Sektor ini menyumbang porsi besar dalam perekonomian karena besarnya pengaruh permintaan akhir. Namun, seberapa besar dampak permintaan akhir tersebut terhadap sektor produksi pangan dan keterkaitan sektor produksi pangan terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya, belum dikaji secara komprehensif menggunakan kerangka data ekonomi yang utuh. Penelitian ini menggunakan perangkat Tabel Input-Output untuk menjawab interaksi sektor produksi pangan dengan sektor ekonomi lainnya. Data yang digunakan adalah Tabel Input-Output Indonesia yang telah dilakukan updating ke dalam tahun 2014 dan 2018 menggunakan metode RAS serta agregasi kategori dari 185 produk ke dalam 39 kategori lapangan usaha dengan merinci sektor-sektor produksi pangan. Hasilnya, sektor industri makanan dan minuman S6 merupakan sektor kunci produksi pangan di Indonesia karena mempunyai keterkaitan yang paling kuat dengan sektor-sektor ekonomi lainnya serta mempunyai dampak permintaan akhir yang paling besar dibandingkan sektor-sektor produksi pangan lainnya. Sektor industri makanan dan minuman adalah satu-satunya sektor produksi pangan yang berada pada kuadran I dengan Indeks Daya Penyebaran IDP dan Indeks Derajat Kepekaan IDK di atas 1. Selain itu, sektor ini juga mempunyai angka pengganda output terbesar pada tahun 2018, yaitu 2,60. Artinya, kenaikan permintaan akhir sektor industri makanan dan minuman sebesar 1 rupiah akan mampu meningkatkan total output perekonomian sebesar 2,60 Penjelasan Pihak yang Setuju Miras Dilegalkan. Warta EkonomiI R A MasyhuriIrhamS HartonoCopyright © 2021, Politeknik Keuangan Negara STAN. All Rights Reserved Warta Ekonomi. 2021. Begini Penjelasan Pihak yang Setuju Miras Dilegalkan. Warta Ekonomi. ad329936/begini-penjelasan-pihakyang-setuju-miras-dilegalkan Wijaya, I. R. A., Masyhuri, Irham, & Hartono, S. 2014. Analisis input output pengolahan tembakau di Provinsi Jawa Timur. Agro Ekonomi, 241, 1-9.
Manfaatpositif penggunaan alkohol dalam bidang industri .. a. untuk zat antiseptik b.mengurangi timbunan vitamin A c.menghambat pembentukan protein d.menyebabkan gangguan fungsi
\n \n\nmanfaat positif penggunaan alkohol dalam bidang industri adalah
PenggunaanAlkohol Dalam Medis posted: 1 March 2022 9.56 - Berikut ini beberapa dalam medis dan informasi yang membahas mengenai penggunaan alkohol serta artikel lain yang berhubungan dengan topik tersebut di manfaat.org Manfaatbioteknologi yang terakhir dapat meningkatkan hasil produksi bidang pertanian, bidang perkebunan dan juga bidang perikanan. 2.Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Pertanian. Dengan adanya bioteknologi dalam bidang pertanian, beberapa manfaat yang dimiliki yaitu: Mempunyai pengaruh yang penting dalam menciptakan beragam varietas unggul baru.
ContohBioteknologi pada Pertanian. Era globalisasi memberikan dampak terhadap teknologi teknologi di dunia bahkan termasuk bioteknologi. Dalam sejarah, bioteknolgi sudah mulai dikembangkan pada abad 18 masehi. Hal ini dijelaskan oleh seorang ahli biologi bernama Pasteur yang menemukan dan menyatakan bahwa proses fermentasi adalah proses yang
Modebusana hingga perhiasaan yang booming pada waktu tertentu, disebut sebagai trend fashion. Trend fashion memiliki konotasi positif yang mengarah pada sesuatu yang bagus, memiliki nilai estetika tinggi, menawan serta glamour, yang akan terus-menerus mengalami perubahan dari masa ke masa, baik perubahan dengan unsur yang baru maupun .
  • 3to307nj0p.pages.dev/121
  • 3to307nj0p.pages.dev/457
  • 3to307nj0p.pages.dev/391
  • 3to307nj0p.pages.dev/139
  • 3to307nj0p.pages.dev/314
  • 3to307nj0p.pages.dev/76
  • 3to307nj0p.pages.dev/45
  • 3to307nj0p.pages.dev/106
  • manfaat positif penggunaan alkohol dalam bidang industri adalah